Jika kita analisa kemiskinan di Indonesia terjadi karena kesalahan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan nyatanya justru membolehkan perampasan sumber daya alam oleh asing. Padahal, jika sumberdaya alam negeri ini dikelola dengan benar akan mampu membuka lapangan kerja yang banyak.
Baca juga:Satu Unit Dumtruk Bermuatan Tanah Merah Terguling Hingga Timbulkan Kemacetan
Maka, seharusnya negara membuka lapangan kerja lebih luas serta pengambilalihan pengelolaan sumber daya alam yang selama ini diserahkan pada asing. Dengan pengambilalihan pengelolaan sumber daya alam tersebut, negara juga mampu memberi kemudahan warganya dalam mengenyam pendidikan.
Satu-satunya jalan menuntaskan problem pekerja migran adalah dengan kembali kepada tuntunan Islam. Karena sebagai sistem kehidupan, Islam memiliki solusi komprehensif untuk mewujudkan kesejahteraan umat tanpa menyimpang dari fitrah kemanusiaan dan tanpa membuka celah sedikit pun pada pintu masuknya penjajahan kapitalisme global.
Islam mempunyai seperangkat jaminan untuk melindungi jiwa, ekonomi dan kehormatan perempuan melalui kepastian penerapan hukum-hukum syariat. Sistem ekonomi bekerja secara sinergi dengan sistem sosial, pendidikan serta sistem sanksi dan lain-lain dalam memenuhi semua kebutuhan perempuan, baik fisik atau pun non fisik.
Serta yang tak kalah penting, negara harus memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap negara-negara penempatan PMI dengan berbekal pendidikan tinggi dan jaminan perlindungan dari negara inilah PMI akan menjadi sosok ahli yang tentu kehadirannya tidak sama dengan tenaga buruh.
Islam juga mewajibkan pencari nafkah adalah para suami. Namun jika suami tidak mampu, maka hal itu menjadi tanggung jawab ahli warisnya. Jika ternyata baik suami maupun kerabat dekat tak ada atau tidak mampu menafkahi, maka negara yang akan menafkahi perempuan tersebut melalui kas negara.
Alhasil, dengan tidak tersibukkannya perempuan dalam mencari nafkah bagi diri dan keluarganya, maka peran strategisnya sebagai ibu pendidik generasi niscaya terpelihara.
Wallahu a’lam bishshawab.
Penulis : Tawati, Majalengka.
Komentar