Wartadesatv ||Majalengka – Kasus-kasus terkait narkoba sering bermunculan menghiasi berita-berita di media. Seperti beberapa waktu lalu yang menimpa seorang pelajar di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat berinisial RD (18) dibekuk jajaran Satnarkoba Polres Majalengka di sebuah kos-kosan di Desa Lojikobong, Kecamatan Sumberjaya, Majalengka karena bisnis ganja secara online. RD (18) bersama satu rekannya yakni AP (24) nekat berbisnis narkotika jenis ganja kering dan obat kesehatan jenis tramadol melalui media sosial Facebook.
Sungguh sangat memprihatinkan. Apalagi pelaku masih pelajar. Masa remaja memang memilik rasa ingin tahu yang cukup tinggi dan ingin mencoba sesuatu. Karenanya, remaja pun bisa rentan terkena narkoba bahkan menjadi pengedar.
Baca juga : Muncul Tanda Kiamat dari ‘Ujung Dunia’, Seperti Apa?
Indonesia memang dikenal sebagai salah satu basis peredaran narkoba di dunia. Selain menjadi tempat lalu lintas peredaran narkoba, jumlah penduduknya yang besar juga wilayahnya yang luas dan terbuka menjadikan Indonesia sebagai pangsa pasar menggiurkan bagi sindikat narkoba internasional.
Baca juga : Forkopincam Jatinangor peringati hari peduli sampah nasional
Diduga kuat, Indonesia sudah menjadi basis produksi beberapa jenis narkoba. Semua kalangan telah dijadikan sebagai sasaran, baik sebagai pengguna maupun pengedar dengan iming-iming keuntungan yang sangat menggiurkan. Bahkan, data BNN pernah menunjukkan bahwa 70% pengguna narkoba rata-rata masuk dalam rentang usia produktif, yakni 15—65 tahun. Terdapat 27% di antaranya adalah kalangan remaja.
Baca juga : Hj.Nina Heltina Kader Gerindra di Purwakarta Meriahkan HUT ke-15 Lewat Jalan Sehat
Miris, bagaimana nasib bangsa ini ke depan jika generasi muda makin akrab dengan narkoba dan berbagai tindak kejahatan? Bagaimanapun, selain sebagai suatu kejahatan, penyalahgunaan narkoba akan memicu kejahatan lanjutan dan dipastikan akan berdampak pada kualitas akal, mental, dan fisik generasi ke depan. Kondisi ini akan menjadi ancaman bagi peradaban umat di masa depan, yakni lost generation.
Baca juga :Plt Bupati dan Sekda Plesiran Bareng Pemkab Probolinggo, Kekosongan Pemimpin
Tak heran jika peredaran narkoba di Indonesia disebut-sebut terindikasi telah menjadi instrumen proxy war oleh negara luar. Tujuannya adalah melemahkan ketahanan bangsa sehingga mudah dijajah dan dijarah kekayaannya. Padahal, negeri ini adalah negara muslim terbesar. Ketika generasi mudanya berhasil dilemahkan, tentu akan sulit bagi bangsa ini untuk meraih kebangkitan.
Inilah buah penerapan sistem kapitalisme sekuler. Sistem ini telah membajak berbagai potensi kekuatan dan kebaikan remaja yang seharusnya merupakan calon pemimpin umat di masa depan. Tidak adanya aturan agama dalam kehidupan, serta melekatnya paham sekuler dan kebebasan, baik dalam sistem ekonomi, sosial, hukum, sanksi, pendidikan, dan media massa, telah menjadikan masyarakat seperti ini sebagai habitat yang cocok bagi tumbuh suburnya berbagai kemaksiatan, termasuk penggunaan dan bisnis ganja di kalangan generasi muda.
Dalam sistem sekuler ini, fungsi keluarga, masyarakat, dan negara benar-benar mandul. Strukturnya rapuh karena tidak tegak dengan landasan takwa. Terlebih urusan moral bukan urusan negara. Bahkan, negara menjadi produsen kerusakan dengan penerapan aturan yang tidak berasal dari Islam. Di saat yang sama justru melakukan “perang” terhadap semua ikhtiar untuk mengembalikan Islam dalam kehidupan dengan menstigmanya sebagai gerakan radikal.
Dalam kondisi ini, keluarga atau orang tua pun tidak lagi mampu berfungsi sebagai madrasah dan benteng pertama bagi anak-anaknya. Keluarga tenggelam dalam problem ekonomi dan relasi yang jauh dari ideal dan harmoni. Masyarakat telah menjadi rimba raya yang merusak fitrah kebaikan generasi mudanya.
Alhasil, anak-anak dan remaja pun tumbuh dalam habitat yang jauh dari harapan. Ketahanan ideologi mereka lemah, selemah ketahanan ideologi keluarga, masyarakat, dan negara. Wajar jika negeri sebesar dan sekaya seperti Indonesia ini mudah dijajah dan didikte negara-negara lainnya. Sumber dayanya diambil, manusianya diperbudak demi kepentingan kapitalisme global.
Komentar